Khalid menganggukkan kepalanya mendengar kisah Amira.
"Aku sama sekali tidak tega menyaksikan Kakang Rashid yang kini mendekam di penjara, Kanda. Hiks. Aku- aku ingin sekali bertemu dengan Kakang Rashid. Aku tahu ia hanya terprovokasi saat tahu kalau Pamularsih datang. kerinduannya pada sosok ayah kandung membuat dia gelap mata. Hiks."
"Ssst, Jangan menangis, Sayang. Kita akan menghadapi ini semua bersama, ya? Jangan sedih dan jangan sungkan untuk menceritakan semua masalahmu kepada Kanda."
Amira masih menangis di pelukan Khalid. ia benar-benar tidak tahu apakah harus menuruti keinginan Khalid agar mau menceritakan semua masalahnya atau mengabaikan permintaannya.
"Sayang, Kanda sudah meminta anak buah Kanda untuk menyelidiki siapa pelaku kejahatan di keraton yang hampir membuat istriku celaka. Tidak akan ada ampun bagi seorang pengkhianat. Dia akan menerima hukuman paling berat yang pernah ada di muka bumi karena telah menyakiti istri Khalid."
"Kanda. . . . "
"Em."