"Pa, tapi aku rasa ini ... enggak. Zara nggak bisa kalau harus jauhin Kak Agra. Dia kan juga kakaknya Zara." Zara menunduk dalam, menatap kedua tangannya yang saling meremas.
Mahendra menghela napasnya dengan penuh rasa berat. Lelaki itu memalingkan muka, lantas segera bangkit.
"Terserah kamu."
Lantas Mahendra segera pergi, masuk ke ruang rawat Saka. Zara menggigit bibir bawahnya. Mahendra marah lagi padanya karena ia tak menuruti lelaki itu. Ken yang mengamati hal itu sejak tadi dibuat bangkit mendekati Zara.
Lelaki itu merangkul bahu Zara, "Kenapa enggak kamu iyain aja? Papa kalau marah serem, Zara," ujarnya.
Zara menggeleng pelan, menatap Ken, "Tapi kan aku pengennya tetep bisa ketemu sama Kak Agra kaya biasa, Kak."
Ken menyentil pelan kening adiknya membuat gadis itu meringis, "Kamu bisa bohong, Papa kan nggak akan tahu kalau kamu sama Agra ketemu," ujarnya sedikit berbisik, takutnya Papa dengar.