"Turunin pistol kalian atau saya bakalan bener bener bunuh Zara." Zeva tersenyum miring.
Zayn membola, tak pernah ia pikirkan Zeva akan separah ini, "LO DISURUH CITRA HAH? MANA CITRA!" teriaknya.
Zeva terkekeh pelan, "Siapa bilang gue di suruh Citra? Gue lakuin ini niat dari hati gue sendiri."
Zara menangis, ia menatap Mahendra sendu, "Papa," ujarnya tanpa suara.
Mahendra menggeram, putrinya menangis, dan Zeva benar benar akan celaka karenanya. Gadis remaja itu main main padanya.
"Lepasin putri saya!" teriak Mahendra kesal.
Zeva terkekeh, menatap lelaki paruh baya yang tampak gagah dengan balutan jasnya tanpa ada rasa takut sedikitpun, "Ada syaratnya," ujarnya santai.
Mahendra menatap Zeva, "Apa? Kamu mau apa dari saya?" tanyanya.
Zeva terkekeh pelan, ia melirik Zayn yang menatapnya penuh ketajaman, "Saya mau Zayn."
Kalimat itu membuat semua yang ada di sana tersentak kaget. Zayn juga, ia kaget atas ucapan Zeva. Maka lelaki itu mendekat, namun Zeva menodongnya dengan pisau.