Raya sedih, gadis itu sudah menangis sejak di panti tadi sampai di sini. Di rumah gadis itu sendiri. Raya tampaknya benar-benar senang pada Gevano. Padahal Raya baru menemuinya satu kali, dan lelaki itu sudah pergi.
Gadis itu sudah digendong gantian oleh kedua orang tuanya yang kebetulan di rumah. Tapi tangisan Raya tak kunjung reda meskipun matanya sudah sembab sekalipun.
Zara sendiri duduk di sofa ruang keluarga di samping Zayn. Ia menatap Raya sendu. Gadis itu kini berada di gendongan sang Papa. Ditimang kesana kemari tapi tetap saja menangis kencang.
"Raya udah dong, kalau nangisnya berenti nanti abang beliin es krim." Rayn yang memang baru saja pulang dari kampus turut membujuk gadis itu.
"Nah iya, dari abang Zayn juga, nanti kamu dapat es krim banyak. Atau nggak kamu mau boneka? nanti abang beliin loh." Zayn menimpali, lelaki itu turut membujuk sang adik.