Zara menghela napasnya berat untuk kesekian kali. Ia turut khawatir bagaimana keadaan Ghibran karena lelaki itu mengerjakan ujian dengan kondisi yang kurang fit hari ini. Maka dari itu, meskipun kelas sepuluh dan kelas dua belas diliburkan, Zara memilih berangkat dan menunggu Ghibran di kantin sekolahnya. Gadis itu menghela napasnya beberapa kali, dan beberapa kali juga ia melihat jam tangan di pergelangan tangannya.
"Kok nggak selesai-selesai, sih. Kak Ghibran gimana ya di dalem. Apa bisa ngerjain dengan kondisi kepala pusing? Aku sih nggak bisa ya," ujar Zara dengan pelan.
Gadis itu tersentak kagett tatkala mendapati sosok Citra di sini. Iya, Citra. Zara mengucek matanya sekali lagi, gadis itu tak berhalusinasi karena Citra benar-benar ada di sana sedang memesan sosok ibu kantin itu. Gadis itu menghela napasnya dengan penuh berat sekali lagi.