"Bisa dibicarakan baik-baik, jangan ribut begini. Jangan dikasari juga Neng Zaranya. Dia perempuan. Kalian sebagai keluarganya harusnya tahu dan paham," ujar sosok ibu tadi panjang lebar.
Zara mengusap air matanya beberapa kali. Gadis itu menatap kosong ke depan. Lantas menunduk hanya untuk melihat pergelangan tangannya yang terlihat memar. Ken, lagi-lagi lelaki itu bertingkah begitu kasar padanya.
Saka sendiri menghela napasnya berat. Lelaki itu segera bangkit dan memindahkan diri untuk duduk di samping Zara. Merasa kursi di sebelahnya bergerak sebentar, Zara segera menolehkan kepala ke arah sampingnya dan ia menemukan Saka yang menatapnya sendu.
"Dek, maaf." Saka menatap Zara dengan manik mata redup.
Zara hanya diam, bibirnya kelu hanya untuk sekedar berbicara. Gadis itu lantas kembali menatap kosong ke depan.