Zara tersentak kaget tatkala Mahendra mengucapkan hal itu dengan nada tinggi. Gadis itu menatap Mahendra dengan tangan bergetar di tempatnya. Zara menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Bukan aku, Papa, beneran. Azura jatuhin dirinya sendiri." Zara membela dirinya, gadis itu menatap sang Papa dengan tatapan yang penuh meyakinkan. Zara mengigit bibir bawahanya. Ia benar benar tak mood hari ini, jadi tolong sekali saja semesta bisa berkerja sama dengannya.
Mahendra menatap Azura dan Zara satu per satu. Namun melihat bekas tamparan di pipi Azura, rasanya tak mungkin kalau Azura menampar dirinya sendiri.
"Papa nggak akan marah kalau kamu jujur," ujar Mahendra dengan penuh tegas.
Zara menatap sang Papa dengan mata yang berkaca-kaca. Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Enggak, Papa, aku tadi mau ke kamar, terus Azura jerit jadi aku balik lagi." Zara membela diri, karena ia tak mungkin mengaku salah atas sesuatu yang tak ia perbuat sama sekali.