"Kak, kamu mau apa?" Zara memundurkan langkahnya dengan begitu pelan. Apalagi tatkala melihat sosok Citra yang menyeringai lebar. Bagaimana bisa gadis itu bisa keluar di saat Agra benar-benar memperketat penjagaannya?
Zara tadi ingin menutup pintu, hanya saja pergerakan Citra lebih cepat. Dan tenaga gadis itu juga lebih kuat dari pada dirinya. Citra menggebrak pintu begitu saja.
Zara menggigit bibir bawahnya dan memundurkan langkahnya sampai tubuhnya mentok di dinding ruang tamu. Citra sendiri masih berjalan mendekat sembari menyeringai tepat ke arahnya.
"Kak, kamu mau apa?" Zara berujar dengan nada bergetar.