Zara keluar dari kamar tatkala Mamanya memanggilnya untuk makan. Gadis itu menatap penuh permohonan pada sang mama.
"Mama, aku makan di kamar aja boleh? Atau nggak nanti aja, sisain aja makanan buat Zara." Zara menatap sang Mama penuh harap. Ia sangat berharap kalau Mama bisa mengabulkan permintaannya sekarang ini.
Namun, yang Zara dapati hanyalah sebuah gelengan pelan. Wanita itu mengusap pipi putrinya, "Ayo, ada mama sama papa. Nenek emang gitu orangnya, jangan dimasukin hati, sayang."
Zara menghela napasnya berat. Dan mau tak mau ia berjalan bersisian dengan sang Mama menuruni anak tangga sampai akhirnya, kini mereka sampai di meja makan. Dan sebuah kesialan baginya karena tempat duduk yang tersisa hanya di sebelah Papanya dan di sebelah Azura yang artinya jika Zara harus duduk di sana, ia berhadapan tepat dengan neneknya. Tapi, tempat sebelah Papa kini sudah ditempati oleh sang Mama. Maka mau tak mau Zara mendudukkan diri di sana.