Chereads / Sebuah Lara untuk Zara / Chapter 145 - Cabut Hukuman

Chapter 145 - Cabut Hukuman

Zara sudah kembali ke rumah Mahendra sendiri. Tapi keluarga Mahendra sering mendapati gadis itu sedang melamun dengan mata yang menatap kosong ke depan sana. Gadis itu juga seperti kurang senang berbicara akhir akhir ini. Sejak kejadian sang Papa meninggal dunia. Mahendra dan istrinya turut sedih tentu saja. Siapa yang tak sedih tatkala putrinya masih diliputi rasa duka yang menderanya. Ditinggal orang tuanya pergi secara berturut-turut, pasti jadi beban untuk Zara dan kakak kakaknya. Apalagi Citra. Gadis itu bahkan setahu Mahendra nyaris gila.

Citra dikabarkan oleh polisi di sana kadang melamun dan tertawa sendiri dengan air mata yang terus mengalir tiap harinya. Di penjara, dan tak bisa melihat detik detik kedua orang tuanya. Wajar jika Citra merasa begitu.

"Kak Zara, jangan diem mulu dong. Belvanya pengen diajak main sama kakaknya." Mama membuka suara.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS