Zara jadi sosok yang lebih banyak diam. Gadis itu sering kali menatap kosong ke depan. Membuat orang sekitarnya ikut merasakan sesak yang gadis itu rasakan.
Apalagi Zayn. Rasa bersalah menyerangnya begitu besar. Walau tak ada yang menyalahkannya, tetap saja Zayn merasa amat bersalah pada gadis itu.
Gara-gara dirinya, Zara memiliki trauma. Kadang gadis itu mengadu pada Kai mengenai apa yang sebelumnya dihadapi. Sampai saat ini, Zara lebih banyak bicara pada Ghibran, Kai, dan juga Nyonya Mahendra. Yang lainnya, hanya bicara jika diajak bicara.
Dan hal itu, tentu membuat semuanya sedih. Zara menjaga jarak dengan mereka. Mahendra dan kedua putranya juga turut merasakannya. Zara membatasi diri pada mereka. Beberapa kali mereka mencoba mendekat, Zara hanya menjawab seadanya.
Dan ... Mereka sadar bahwa penyesalan berada di akhir.
"Dek, mau kakak beliin seblak nggak?" Ken menawarai adiknya dengan makanan kesukaan gadis itu.
