Makin hari, sikap dingin Papa dan kedua kakaknya padanya makin menjadi. Zara tak tahu lagi kalau putri kandung yang mereka nantikan lahir, pasti Zara akan disisihkan. Tapi Zara cukup tau diri dengan hal itu. Ia tak mau menuntut untuk disayang, diperhatikan.
Zara menghela napasnya berat. Bosan di weekend seperti ini. Apalagi hubungannya dan kedua kakaknya tak kunjung dekat. Maka Zara memilih untuk keluar rumah saja. Main ke rumah Kai. Zara benar-benar merindukan lelaki itu.
Maka Zara segera mengambil tas Selempangnya setelah bersiap dengan kemeja putih dan celana kain kulot hari ini. Ia segera berjalan menuju keluar kamar. Dan bertepatan dengan membuka pintunya, ada Saka yang juga keluar dari kamar nya yang berada di depan kamarnya.
Zara hendak menyapa, namun tatkala Saka melewatinya begitu saja, Zara kembali menutup mulutnya. Gadis itu memejamkan matanya sebentar. Mencoba mengerti bahwa Saka belum kembali jadi Saka yang dulu.
