Sesampainya di rumah, ku lihat wajah Mas Rendra yang sedikit murung. Anak-anak berlari ke mendekati Mas Rendra. Mereka selalu kegirangan jika Mas Rendra datang ke rumah. Selalu saja, Mas Rendra datang membawa hadiah untuk Radit dan Arinda.
Ku titah anak-anak masuk terlebih dulu ke dalam rumah setelah aku membukakan kunci. Aku mengajak Mas ssfuk hs,,duduk di kursi yang berada di halaman depan rumah.
"Ada apa lagi, Mas? Apa perkataanku kemarin belum cukup membuatmu sakit hati?" Aku menaikkan nada bicaraku pada Mas Rendra. Ia pun terkejut melihatku yang berani meneriaki dirinya.
"Arini ... Ada apa denganmu? Apa selama ini aku meminta sesuatu padamu? Apa aku meminta balasan atas apa yang telah ku lakukan padamu? Arini, jangan kamu menyiksa dirimu seperti ini. Aku tidak apa-apa, jangan lagi mencoba menjauh dariku, ya? Paling tidak, sampai satu bulan sebelum kepulangan Riadi Suamimu."