FLORA POV
Aku terbangun dari tidur lelap ku. Seperti biasa tak ku temukan Jake di saat aku bangun tidur di pagi hari. Dia selalu bangun lebih awal dari ku. Aku jadi malu karena kebiasaan ku itu. Tapi sejauh ini suami ku itu tidak pernah mempermasalahkannya.
Dengan pelan aku mencoba bangkit dari tempat tidur. Ku buka pintu kaca yang menghubungkan kamar ini dengan kolam renang outdoor.
Ku bentang kan tangan ku dan menghirup udara pagi hari yang masih sangat segar. Rasanya hari ini keadaan ku sudah lebih baik.
"Good morning my little princess" sapa suami ku yang baru saja keluar dari tempat gym pribadinya.
Dia hanya memakai celana pendek dengan handuk kecil di leher nya.
Dia shirtless dan.. Errr seksi.
"Sedang mengagumi ku hm" ucap Jake yang menangkap basah diriku yang sedang memandangi nya penuh rasa kagum.
Aku langsung memerah dan merundukkan kepalaku.
Ahh aku sangat malu.
"Kenapa tidak membangunkan ku ? " tanya ku mengalihkan pembicaraan.
"Aku tidak ingin mengganggu tidur cantik mu sayang" ucap Jake kembali membuat ku bersemu.
Dia meraih dagu ku hingga aku melihat ke arah nya.
"Seperti biasa morning kiss" ucapnya.
Tanpa persetujuan dariku dia langsung melumat bibir ku lembut. Hanya sebentar tapi mampu mengirimkan gelenyar aneh di dalam diri ku.
"Bagaimana keadaan mu ?"
"Flo baik.." ucap ku .
Rencana nya hari ini aku akan mulai kembali ke kampus setelah menyiapkan mental semalaman.
"Syukurlah.. " dia menarik tangan ku masuk ke dalam kamar.
"Ayo mandi. Hari ini aku ingin menghabiskan waktu hanya berdua dengan mu" ucap nya lagi.
"Jake .. Kau tidak kerja ?"
"Tidak. Aku sudah menyuruh orang ku mengurus semuanya. Jadi hari ini aku free" ucapnya lagi ketika kami sudah berada di dalam kamar mandi.
"Jake .. Aku mau kuliah hari ini .."
Jake menatap lebih dekat hingga bisa ku rasa deru napasnya.
"Kau yakin ?"
"Iya Flo yakin.."
"Maksud ku apa kau masih mau kuliah di sana pasca pembullyan kemarin ?" tanya Jake terdengar khawatir dengan kesiapanku.
Sebenarnya aku juga tidak yakin bisa secepat ini move on dari hal itu. Tapi ku rasa aku harus lebih kuat sekarang.
"Princess.. Kau dengar aku ?" tanya Jake lagi.
"Jangan khawatir. Flo sudah lebih baik .."
"Kau yakin ? " tanya nya lagi.
Aku mengangguk .
"Padahal aku sudah ingin memindahkan mu dari sana. Aku bisa mencarikan tempat yang lebih baik lagi" tawar nya namun aku langsung menggeleng.
"Tidak usah Jake. Flo mau di sana saja. Lagipula Flo bukan seorang pengecut yang lari dari masalah". ucap ku seolah bisa menghadapi tindakan para senior yang mungkin akan kembali menyerang ku.
Jake menatap ku ragu.
"Baiklah. Tapi kau harus didampingi Mita beserta 10 pengawal lainnya"
"Jake itu terlalu berlebihan. Flo rasa Mita seorang saja sudah cukup" tawar ku .
Bagaimana mungkin jika aku harus di ikuti 10 pengawal lain yang akan membuat ku merasa sangat risih dan jadi pusat perhatian seisi kampus.
"Aku tidak terima penolakan apapun" ucapnya yang sudah menggendong ku memasuki bathup.
"Jake aku tidak ingin jadi pusat perhatian dengan banyak pengawalan "
"Sttttt... Ayo kita mandi nanti kau akan terlambat" ucap nya lagi.
************
Jake menggandeng tangan ku hingga kami sampai di meja makan. Di sana sudah ada Ayah Anthony yang duduk di sudut depan meja makan yang memanjang dengan 12 kursi ini. Hari ini pertama kalinya aku melihat mertua ku itu ada di mansion ini.
Di dekat nya duduk ada Devani yang memandang ke arah Aku dan Jake dengan tatapan yang aneh bagiku. Di belakang nya berdiri seorang wanita berpakaian khas babysitter tengah menggendong anak kecil yang menggemaskan berusia sekitar dua tahun ...
Aku kembali bertanya-tanya di dalam hati .
Apakah anak perempuan itu benar buah cinta dari Jake dengan Devani ??
Karena Memikirkan hal itu Seketika dada ku terasa sesak seolah pasokan oksigen di sekitar mulai menipis.
"Hey son. Akhirnya kau dan istri mu turun juga. Kau tau kami telah lama menunggu mu " sapa Ayah mertua saat melihat aku dan Jake sudah di dekat meja makan.
Jake tidak menggubris perkataan Ayahnya. Dia malah sedikit merunduk ke arah ku seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Princess kau yakin mau makan pagi bersama mereka ? " bisik Jake pelan.
Aku mendongak menatap nya yang terlihat jangkung dari ku.
"Iya. Ti.tidak masalah" ucap ku ragu.
"Ya sudah"
Jake membukakan kursi untuk ku duduki.
"Sayang. Apapun yang kau dengar nanti jangan kau hiraukan. Tetap percaya aku ...." ucap Jake seolah menyakinkan ku agar tak goyah.
Aku mengangguk patuh.
Jake dan aku duduk di sudut ujung meja panjang ini. Terlihat jauh dari Ayah mertua dan Devani yang duduk di seberang kami.
Aku merasa aneh dengan Jake dan juga ayah mertua ku itu. Mereka tidak terlihat seperti pasangan orang tua dan anak yang terlihat akur. Tapi nyata nya mereka tidak sedang ada masalah . Entah lah.
"Ma.. Ma.. Hiks .. Hikss.." anak kecil di dalam gendongan babysitter itu mulai rewel dan susah untuk di tenangkan.
"My Queen cucu ku .. "
"Ma.. Hiks.. Hiks.. "
"Nanny kenapa dengan Queen ?" tanya Devani yang menghentikan aktivitas makan nya.
"Apa kau lupa memberi makan anak ku atau kau tak memberi nya susu ?" tanya Devani sudah bangkit dari kursinya.
"Tidak tau nyonya. Saya sudah memberinya makan tadi setelah selesai memandikan nya"
"Sini berikan pada ku " ucap Devani segera meraih anaknya dari gendongan babysitter itu.
"Sttt.. Baby Queen.. This is mama .. "
Anak kecil itu mulai tenang. Namun hanya sebentar anak kecil itu kembali menangis lebih kencang.
"Cucu ku my Queen. Sini ikut kakek yaa " ucap Ayah Anthony yang juga sudah bangkit dari kursinya.
Anak itu kembali tenang.
"Ahh cucu ku ini memang pintar" puji ayah mertua ku itu.
"Konyol.. !!" gerutu Jake yang segera melahap makanannya dengan cepat.
"Jake pelan-pelan saja makan nya " ucap ku mengingatkan nya.
Derap langkah berat ayah mertua ku itu mendekati aku dan Jake.
"Son .. Lihat lah anak mu ini . Dia sangat cantik" ucap ayah mertua ku itu.
Jake tak menghiraukan perkataan ayah mertua ku. Setelah menghabiskan makanannya dia segera meraih segelas minumannya.
Jake menatap ke arah ku seolah memberi isyarat jika sudah waktu nya kami meninggalkan ruang makan.
"Kami sudah selesai" ucap Jake meraih tangan ku hingga mau tak mau aku harus mengikuti nya.
"Hey.. Kau mau kemana son ? "
"Kami harus pergi" ucap Jake tanpa memandang ke arah ayah nya yang menggendong Queen dengan sayang.
"Setidaknya lihat lah dulu Queen. Dia anak mu son dan.....
"Dia bukan anak ku !! " ucap Jake tegas memotong perkataan ayah nya.
"Tidak kah kau lihat kemiripan di dirinya dengan mu son ? "
Ku coba melirik ke arah anak kecil bernama Queen itu. Dia memiliki bola mata berwarna biru terang seperti ayah mertua ku. Agak berbeda dengan Jake karena bola mata nya sebiru laut agak gelap. Mungkin Jake mewarisi warna bola mata almarhum ibu nya.
"Dia bukan anak ku ayah !!" ucap Jake kesal . Dia masih mencoba menahan kemarahannya.
"Tapi aku yakin dia cucu ku Dan dia..."
"Terserah apa kata ayah" Jake segera menarik tangan ku agar mengikutinya meninggalkan ruang makan.
"Jake .." panggilku pada Jake saat kami sudah berada di dalam mobil.
"Ya.." jawab Jake sesingkat itu.
Wajah nya masih datar namun aku bisa merasakan aura kekesalan dari suamiku itu.
"Maaf sebelumnya. Tapi tak seharusnya kau berbicara seperti itu kepada ayah. Dan juga kenapa sikap mu pada nya cuek -cuek saja.. "
Dia hanya diam . Pandangannya lurus ke arah Jalan .
"Jake.. Kau dengar aku ?"
"Princess tolong jangan bahas tentang itu sekarang" ucap Jake terdengar seperti instruksi untuk ku patuhi.
Sayang sekali sepertinya dia sedang tak ingin membahas apapun saat ini. Padahal ada banyak hal ingin aku tau tentang semua yang membingungkan ini.
********************
Jake mengantarku hingga di depan gerbang kampus.
"Belajar lah yang rajin sayang"
Cup
Satu kecupan hangat Jake berikan pada kening ku.
Cup
Satu lagi di bibirku. Dia melumat bibirku dengan lembut hanya sebentar namun mampu membuat darah ku terasa berdesir.
"Hubungi aku jika terjadi sesuatu " kata nya lagi.
Aku memutar bola mata ku sejenak mendengar penuturannya.
"Ya ampun Jake. Kau sudah menempatkan Mita beserta 10 pengawal lain untuk menjaga ku. Aku akan baik-baik saja. Okay !!"
Dia tersenyum miring dan kembali mengecup bibir ku.
Cup
"Aku hanya ingin memastikan kau aman sayang" bisik nya lagi.
Sepertinya sekarang Jake sudah kembali bisa mengontrol mood nya. Itu terlihat dari perubahan sikap nya yang kembali manis.
Klik
Seperti biasa dia membantu melepaskan seatbelt yang ku pakai.
Sebelum turun dari mobil ini aku kembali menatap suami ku itu.
"Princess.. Why ? "
"Jake kau benar tidak kerja hari ini ?"
"Iya. Aku libur. Seharusnya sepanjang hari ini kau menemani ku . Tapi kau masih berkeras mau kuliah. Ya sudah aku tidak mau memaksa"
ucapan Jake terdengar kecewa karena aku memilih kuliah dari pada harus bolos untuk menghabiskan waktu dengan nya.
"Maafkan aku "
"Kau tak perlu minta maaf princess. Hanya saja.. "
Aku kembali menatap nya penuh minat saat dia sengaja menggantung perkataannya.
"Hanya saja aku ingin sepulang dari kuliah nanti kau mau menemani ku ke suatu tempat"
"Baik lah.." ucap ku setuju.
**********************
Mendadak aku menjadi pusat perhatian karena ke mana-mana harus di ikuti para pengawal berbadan besar. Yang benar saja ide Jake kali ini sungguh berlebihan.
Tapi dengan adanya pengawalan ketat seperti ini membuat ku merasa lebih aman terbukti dengan tidak ada satu pun senior pelaku bully terhadap diriku berani memunculkan diri.
Akhirnya mata kuliah ku selesai di jam 3 sore. Aku melangkah menuju pintu gerbang sambil berjalan berdampingan dengan Sisilya dan juga Mita di ikuti 10 pengawal di belakang kami.
Sisilya di jemput lebih dulu oleh pacar nya ivan. Tinggal aku yang masih menunggu kedatangan Jake yang mestinya sudah datang dari tadi.
"Maaf nyonya. Kata tuan dia tidak bisa menjemput anda sekarang. Jadi tuan menyuruh kami mengantarkan nyonya ke suatu tempat" ujar Kondrad menjelaskan penyebab ketidakberadaan Jake saat ini.
Akhirnya aku menuruti saja perkataan Jake yang di sampaikan Kondrad .
Mobil yang di tumpangi aku dan Mita berhenti di suatu halaman parkir sebuah butik dengan nama "RC" yang sangat familiar bagiku.
Ketika memasuki butik tersebut aku langsung di sambut seorang wanita yang sangat ku kenal.
"Hai Flo.. Mita.."
Dia Tante Rosita istri dari om Joseph.
"Tante.. "
"Ya sayang ini Tante Rosita. Sekarang tante buka butik di sini juga. Kalau yang di Jakarta Catty yang urus semuanya" kata Tante Rosita menjelaskan.
"Bagaimana om Joseph dan Angga ? Apa mereka juga stay di sini ?" tanya ku penasaran.
"Ya tentu saja. Kami menempati lantai dua untuk tinggal, ada empat kamar di sana"
Aku mengangguk mengerti. Aku senang dengan keberadaan orang-orang yang ku kenal di sini. Setidaknya aku tidak akan merasa asing lagi meskipun sebelum nya aku pernah tinggal dan lahir di sini tapi setelah kurang lebih sepuluh tahun meninggalkan Newyork terasa sekali perubahan yang membuat ku kesulitan beradaptasi.
"Flo.. Cobalah beberapa gaun yang ku buat untuk mu .." pinta tante Rosita.
"Untuk Flo tan..? "
"Iya. Sayang. Kau tau suami mu itu meminta aku membuatkan gaun malam yang bagus untuk mu. Katanya dia mau membawa mu ke suatu tempat malam ini"
Apakah mungkin Jake ingin mengajak ku dinner ?
Atau ke pesta mungkin?
Entahlah.
Aku pun akhirnya mencoba beberapa gaun yang di siapkan tante Rosita. Pilihanku jatuh pada Gaun Merah yang terlihat simple dan sederhana namun tetap berkelas menurutku.
Setelah selesai fitting gaun aku dan Mita pamit pulang. Sebelum itu tante Rosita mengatakan jika malam ini dia akan datang ke rumah untuk membantu ku berdandan dan juga berpakaian. Aku sudah menolak tapi tante Rosita bersikeras jadi aku menerima saja.
**************************
"Apa nyonya perlu sesuatu ?" tanya Mita saat kami sudah ada di lantai tiga mansion yang sekarang aku tempati bersama suami ku,Jake .
"Tidak ada. Aku hanya ingin beristirahat saja. Aku lelah.." ucap ku berjalan menuju kamar.
" Kau boleh pergi .." ucap ku pada Mita.
"Baik nyonya. Nanti jika perlu sesuatu telepon saya saja" ucap nya.
Yaa aku tidak mungkin berteriak memanggil sesorang di Mansion yang luas ini. Jadi aku biasa nya memakai telepon untuk sekedar memanggil Maid agar membantu ku. Tapi karena aku masih belum terbiasa aku lebih sering langsung mengerjakan nya sendiri.
Kini aku sudah berada di dalam kamar. Aku melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 5 sore dan aku belum melihat keberadaan Jake dari tadi.
Kemana kah suamiku itu ?
Apakah dia pergi ke suatu tempat ?
Entah lah.
Kini pandangan ku tertuju pada koper besar milik ku yang berada di sisi meja rias. Aku baru ingat jika aku belum sempat memindahkan barang-barang ku di koper. Aku pun membuka koper tersebut dan tak ku temukan pakaian-pakaian ku. Ahh mungkin saja Mita yang memindahkan pakaian ku ke walk in closet.
Tapi ada suatu benda yang menarik perhatianku. Ku raih benda tersebut yang bertuliskan " Flora Diary's ".
Apakah ini milik ku ?
Aku mencoba mengingat-ingat lagi kapan aku pernah menulis di buku diary ini. Tapi tak terlintas apapun di ingatan ku .
Karena Penasaran aku pun mulai membawa buku diary itu keluar dari kamar ini menuju bangku dekat kolam renang. Aku pun mulai membaca isi dari buku diary itu. Ternyata ada banyak hal yang terjadi di hidup ku pada masa lalu dan hal itu ada yang masih ku ingat, ada juga yang hilang. Ironis nya semua nya yang hilang itu berkaitan dengan seseorang yang menjadi pangeran dalam fantasi ku yaitu Jake.
Tes
Setetes airmata ku mulai turun. Entah karena sedih atau terharu. Ternyata di masa lalu aku telah memiliki perasaan yang jauh lebih mendalam ke pada Jake. Yaa di buku diary yang ku tulis ini menceritakan semuanya. Hal-hal indah yang berkesan yang pernah ku lalui bersama Jake. Meski hanya sedikit tapi begitu bermakna.
Seketika berbagai bayangan muncul bertubi-tubi bagai kepingan puzzle yang saling melengkapi membentuk rantai yang saling menyambung dan semua nya sudah terasa jelas bagi ku.
Aku bangkit dari posisi duduk ku namun tiba-tiba rasa sakit yang teramat sangat menghantam kepala ku terasa begitu perih seiring dengan memori yang kembali terkumpul di otakku.
Aku ingat semua nya. Yaa ingatan ku telah pulih. Namun aku merasa sekelilingku terasa berputar-putar dan penglihatan ku telah menggelap. Aku tak lagi bisa menguasai tubuhku yang lemah.
"Princess.." teriak seseorang yang ku tau itu Jake.
Aku menutup mata ku sebelum kegelapan semakin menghujamku. Di sisa kesadaran ku dapat ku rasa aku telah basah dan kedinginan.