Seketika Haura tersedak mendengar ucapan Abi, tapi dengan sigapnya Abi menuangkan air minum kepada Haura lalu memberikannya. Haura menatap suaminya itu dengan keheranan. Setidaknya menampilkan ekspresi yang bisa dijelaskan dengan logika.
"Ra, kenapa tidak memberitahu suami kamu. Setelah ayah, Abi yang paling berhak kamu beritahu karena dia suami kamu. Ridho dari seorang suami itu penting, Ra," nasehat Herman dimeja makan, disaksikan oleh semua orang.
Haura tidak berkutik dan enggan memberikan klarifikasi kepada semua orang. Padahal sebenarnya, Haura sudah memberi tahu Abi lewat pesan, hanya saja Abi yang tidak membacanya, karena kalau ia membacanya tidak mungkin Abi mengatakan itu di depan semua orang.
"Ra, jawab ayah," ucap Herman pelan di saat Haura menyudahi makan malamnya dan memilih untuk menundukkan kepalanya.