"Aku akan kabari secepatnya."
"Ingat kata-kata ku tadi. Kalau kamu sampai menyakitinya, aku tidak akan segan-segan membongkar semua rahasiamu selama ini."
"Kamu gila, ya."
Jesika memutuskan panggilan secara sepihak saat menyadari kedatangan Abi.
"Kamu lagi teleponan sama siapa?" tanya Abi saat mengetahui Jesika sedang berbicara serius dengan orang lewat sambungan telepon.
Jesika menyembunyikan ponselnya di belakang tubuhnya. Abi merasa ada yang aneh dengan Jesika, wajahnya terlihat ketakutan. Abi mengira kalau Jesika juga di ganggu oleh seseorang, seperti yang di timpa oleh Haura.
"Orang salah sambung, Bi." Keringat dingin mengucur di wajah Jesika, hal itu semakin membuat Abi penasaran, seperti ada yang sedang Jesika sembunyikan darinya.
"Berikan ponselmu. Haura sering diteror dirumah ini, siapa tahu kamu juga kena. Aku hanya ingin memastikannya."
"Enggak usah, Bi. Aku sudah memblokir nomornya."