"Hutang apa?" Dhika memundurkan wajahnya.
Cia memicingkan matanya, "hutang ciuman."
"Kamu ingin cium saya sebagai gantinya?" Kalau gitu kenapa nggak bilang dari tadi. Dia dengan senang hati akan memberikannya.
"Enak aja. Bukan itu, bapak udah ambil ciuman pertama saya, sekarang saya mau tagih permintaan maafnya dengan cara bapak tolongin saya dan teman-teman saya."
"Kamu sendiri yang bilang kalau udah nerima keadaan itu, kenapa sekarang kamu malah meminta saya berbuat hal yang tidak akan saya lakukan?"
"Mau gimana lagi? Bapak kayak nggak punya hati, nolongin istri pun nggak mau. Pas nyium aja nganggapnya istri, lagian saya harus minta tolong ke siapa lagi kalau bukan kesuami sendiri?"
Cia menjilat, lagi ada perlunya dia mengakui status mereka, liat nanti kalau udah nggak perlu jangankan nganggap Dhika suami, nganggap orang juga nggak.
"Ok, tapi tidak gratis."
Cia melotot, " apanya yang nggak grtais? Saya kan nagih hutang pak."