Brama yang saat ini tengah menunggu kedatangan Adi di halaman depan pondok pesantren berkali-kali melihat jam tangan yang melingkar di lengan kirinya.
Sudah banyak buku yang ia baca untuk menemani rasa sepi yang melanda jenuhnya menunggu. Hingga beberapa cangkir kopi beserta teman-temannya yang membuat mata Brama tidak merasa bosan.
"Assalamualaikum."
Suara lembut nan mendayu-dayu membuat Brama menoleh ke arahnya. Suara itu milik Laila. Seorang gadis yang selalu mengirimi Brama sepucuk surat yang isinya hanya menanyakan 'Apa kau baik-baik saja?.'
"Waalaikumussalam," jawab Brama dan menghampiri Laila.
"Ada apa, Laila?."
"Aku bawain kamu kopi sama makanan."
"Lho, kopi lagi?." Laila ikut menunduk, melihat ke arah gelas kosong yang tadinya terisi oleh kopi.
"O-oh, Brama udah minum kopi?," tanya Laila dengan wajah yang memerah.