Plak!
Aksa memukul tangan Sheila yang telah mengudara untuk mengambil buah di dalam wadah.
"Enak aja mau lo comot. Ini buah buat nanti malem."
Sheila hanya bisa berdecak dan melipat kedua tangan di dada. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Kalo lo mau, lo bisa ambil. Nih."
"Sayang, itu kan buat nanti malem."
Irona menghiraukan omelan Aksa yang melarang dirinya untuk memberikan buah pada Sheila.
"Makasih, Rona," ucap Sheila penuh kemenangan.
"Gapapa kali, Sa. Kan buahnya masih ada banyak," imbuh Arin.
"Tau lo. Harusnya lo bersyukur karena punya pacar dan temen yang baik kayak mereka." Sheila mengunyah buah pir yang ia ambil satu potong kecil dan beralih menghadap Irona dan Arin.
"Dan buat kalian berdua, jangan sampe punya sifat buruk kayak si Aksa ini. Dia emang pelit. Nanti juga kuburannya sempit."
"Sembarangan lo!." Aksa melempar Sheila dengan biji apel yang sudah dipisahkan.
"Sori lama. Hujannya gede banget, anjir!."