Keadaan rumah Aksa yang sepi membuat Sheila merasa leluasa untuk melakukan kegiatan apa pun. Seperti sekarang ini, sampah-sampah bekas makanan ringan berserakan di mana-mana. Sedangkan si empu tengah duduk manis di depan televisi dengan setoples makanan di pangkuannya.
Gadis itu melirik ke samping dalam beberapa saat, alisnya hanya terangkat melihat ulah yang ia lakukan tadi. Yang semula tempat itu bersih, kini berubah menjadi kotor dan banyak sampah berserakan.
Suara langkah kaki sayup-sayup terdengar di kedua telinga Sheila. Namun ia tetap acuh dan tak mempedulikan siapa yang datang. Toh ada si mbak, pikirnya.
"Astaga! Sheila!."
Sheila menoleh ke arah pintu. Ia melihat Aksa yang sudah berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan di pinggang dan masih mengenakan seragam.
"Udah pulang lo?," tanya Sheila polos dan kembali menatap layar di depannya.
"Lo ngapain di sini? Pake berantakin rumah gue segala."