"Sheila, tunggu! Jangan lari!"
Irona dan Sheila menoleh ke arah pintu. Terlihat Sheila ya muncul dari balik pintu sambil berlari.
"Aksa? Irona?" tanyanya dengan mimik wajah terkejut dan bola mata hampir keluar.
"Hai, She...."
Belum sempat Irona menyelesaikan sapaannya, Sheila sudah lebih dulu berlari dan meninggalkan tamunya.
Hingga kemudian datang Ilham dengan napas memburu dari balik pintu.
"Aksa!" lelaki itu memekik memeluk tubuh sahabatnya. Mereka berpelukan dengan sangat erat sembari memukul punggung masing-masing.
"Lo apa kabar, Bro?" tanya Aksa.
"Seperti yang lo liat. Kita bakal jadi sodara" jawab Ilham menaik turunkan kedua alisnya.
"Nggak nyangka, ternya Sheila beneran takluk di tangan lo" ucap Aksa menggelengkan kepala takjub.
"Harus, dong! Gue udah berusaha keras supaya bisa dapetin hati Sheila, dan imbalannya udah pasti, dia harus jadi pendamping hidup gue selamanya!"
"Gue percaya, kalau lo bisa jaga Sheila."
