"Kak Yudi sudah beli rumah untuk kami, Pa, Ma." Ayu tampak kesusahan untuk merangkai kata-kata tersebut. Sederhana memang, tapi untuk mengucapkannya tidak semudah merangkainya apalagi saat ini tatapan Papa Galih sudah seperti tatapan singa lapar yang siap menerkam Ayu dan Yudi kapan saja dia mau.
Lain Papa Galih lain juga Mama Kinanti. Kedua manik matanya berbinar cerah saat mendengar apa yang dikatakan oleh sang putri bungsu.
"Alhamdulillah, Nak!" ucap Mama Kinanti dia lalu berpindah posisi duduk tepat di samping sang putri lalu memeluknya dengan penuh cinta dan juga kasih. Sungguh kontras dengan Papa Galih yang saat ini sedang dilanda kebingungan.
"Kalian mau pindah?" Terkaan yang dikatakan Papa Galih sungguhlah tepat sasaran.
"Iya, Pa!" jawab Ayu dan juga Yudi dengan kompaknya tapi dengan nada yang sendu.
Awan gelap seolah datang tanpa permisi di ruang kerja milik Papa Galih.