Sari dapat bernapas lega kini dia telah resmi menyandang gelar yang selama ini dia sangat mimpikaan, Sarjana Kedokteran.
Bertepatan dengan keluarnya Sari dari ruang ujian saat itu juga lelaki yang paling dia harapkan kehadirannya selama akhirnya menampakkan juga batang hidungnya.
"Sayang," pekik Sari dengan sangat girangnya. Sungguh genap kini hatinya saat melihat lelaki yang amat dia cintai, lelaki yang dia harapkan menjadi imamnya kini berada tepat di hadapannya dengan sebuket bunga sederhana. Apapun yang diberikan Arham untuknya Sari tak pernah melihat itu dari nominalnya. Karena Sari tahu apapun yang diberikan Arham untuknya selalu dengan hati yang tulus.
Sari lalu menggantungkan kedua tangannya di leher Arham dengan sangat manjanya. Tapi respon yang diberikan Arham selalu sama seperti kemarin-kemarin.