"Laras?" ucap Tante Rima dengan terbata-bata.
Dengan gerakan cepat Om Dana menyentil keras kening sang istri agar ucapannya itu di filter dulu. Nyinyir juga harus punya koridornya sendiri.
"Itu Laras, Pi?" tanya Tante Rima pada sang suami.
Om Dana bungkam dia tak memiliki jawaban yang pas, tapi satu yang pria paruh baya itu pikir itu bukan Laras. Baginya Laras sudah meninggal saat dia dengan telak mematahkan hati Om Dana 24 tahun silam lalu pergi dengan lelaki lain.
Bagaimanapun kerasnya Om Dana menampik bayangan kelam masa lalunya, tetap saja hanya Laras yang sampai kini bertahta di puncak tertinggi hati seorang Arga Dana Maha Putra.
24 tahun ditinggalkan tanpa pamit dan tanpa permisi harusnya sudah lebih dari cukup untuk Om Dana bisa melupakan masa lalunya yang jika di kening cukup menguras air mata.
Setelah meyakinkan Tante Rima kalau perempuan itu bukan Laras apalagi anaknya kini mereka berdua kembali berkumpul di ruangan Firman tentu dengan Om Agasa juga.