"Apa Om masih punya malu untuk mendekati anak dari Papa Galih?" Om Agasa sedikit tercengang mendengar Firman memanggil sahabatnya dengan sebutan papa bukan om. Apakah mereka saling mengenal baik? Apakah Papa Galih diam-diam telah membocorkan jati diri Firman yang sebenarnya?
Wajar jika Om Agasa tidak mengetahui persahabatan Firman dan Ayu. Karena keponakannya itu adalah anak yang tergolong tertutup, susah berbaur dan juga jarang membawa temannya ke rumah.
"Kamu kenal dengan Pak Galih?" tanya Om Agasa dengan terbata-bata. Akhirnya lolos juga pertanyaan itu dari mulut Om Agasa setelah dia kesulitan menemukan titik terang dari pertanyaannya.
"Om mau tahu siapa sebenarnya Suci Indah Ayu?" tanya Firman dengan penuh penekanan. Api cemburu seperti membakar habis akal sehatnya, kini dia tidak bisa lagi berpikiran jernih dan tenang seperti dulu-dulu.
Om Agsa selalu menolak untuk jatuh cinta, tapi sekali jatuh cinta gelar strata dua ilmu hukumnya seakan tak mempunyai arti lagi.