Chereads / Senandung Cinta Ayu / Chapter 14 - Harinya Ayu dan Firman

Chapter 14 - Harinya Ayu dan Firman

Sudah terhitung lima hari, Firman dirawat di Rumah Sakit dan hari ini dokter yang menanganinya sudah mempersilahkan pria berumur 24 tahun itu untuk pulang dengan catatan dia masih harus konsul ke ahli jiwa untuk menyembuhkan depresinya.

Dan sudah empat hari juga, Ayu dengan setia menguntit keberadaan Firman, bahkan ketika Firman tertidur dengan pulasnya dia sampai diam-diam memasuki ruang rawat sang pemilik hatinya, penggenap jiwanya.

Seperti saat ini, wanita berbalut dress dengan warna baby pink dan blazzer itu sedang memperhatikan Firman yang tengah mengemasi barang-barangnya seorang diri. Ayu ingin membantunya, ingin sekali.

Tapi pengalaman pahit diusir tanpa belas kasih membuat nyalinya mendadak ciut.

"Kalau lo mau masuk, ya masuk aja!" Kemunculan Akbar yang tiba-tiba sontak membuat kedua pangkal bahu terangkat akibat terkejut.

"Gue masuk, lalu diusir lagi sama dia, gitu?" ucap Ayu dengan nada mengejek dirinya sendiri.

"Dia nggak akan ngusir lo, percaya deh ama gue!" Ayu tidak serta mertah mempercayai sahabat sekaligus atasannya itu. Karena bagi Ayu, ucapan Akbar lebih banyak bualannya dibanding jujurnya.

Bukan Thareq Akbar Satria namanya kalau tidak memaksa orang untuk menuruti keinginannya.

KREK~~~

Daun pintu terbuka lebar menyembulkan sosok Ayu dan Akbar berbarengan dengan menolehnya Firman. Kedua bola mata Ayu dan Firman saling bertemu, tatapan penuh damba antar keduanya membuat Akbar menyunggingkan lagi senyum renjananya.

Dengan langkah pelan tapi pasti Firman mendekati Ayu, lalu Ayu? Wanita itu seakan tersihir oleh pesona Firman, lelaki penggenap jiwanya.

HUP~~~

Firman menerjang masuk dalam dekapan Ayu, kini sosok wanita yang selama empat tahun ini dia lihat dari jauh bisa kembali dia rengkuh. Genaplah kembali jiwa dua insan ini.

"Man ...,"

"Maafin gue, yang selama ini udah jahat ama lo, ninggalin lo dan Zaskia, maafin gue!" pinta Firman dengan suara yang terdengar parau.

Tanpa terasa Ayu mengulurkan tangan membalas pelukan Firman. Ibu dari Zaskia itu sampai meremas kaos bagian belakang milik Firman. Lega hatinya, genap pula jiwanya.

"Yu, lo mau 'kan maafin gue?" tanya Firman. Dengan isak tangisnya Ayu mengangguk cepat.

"Jangan tinggalkan gue dan Zaskia, kita berdua butuh lo."

"Gue janji akan bahagiankan kalian berdua dan selepas masa iddah lo selesai gue akan menikahi lo, kita akan hidup bahagia dengan Zaskia dan kalau diberi rezeki juga bersama adik-adiknya Zaskia," Ayu sontak menarik diri dalam dekapan Firman.

"Zaskia, anak lo?" tanya Ayu dengan mata memicing dan kening tercetak dalam.

"Jadi secara tidak langsung lo mau bilang bukan gue yang ngambil mahkota lo, gitu?" tanya Firman dengan nada mengejek.

"Bukan gitu, maksud gue!" ucap Ayu sambil memberikan pukulan kecil di dada Firman.

"Lo udah berani claim Zaskia itu anak lo?" koreksi Ayu kemudian.

Firman kembali mendekap Ayu, bidadari hatinya.

"Zaskia Azzahra Khumairah, terima kasih telah memberinya nama yang sangat indah, terima kasih sudah mau mengizinkan dia tinggal di rahimmu, terima kasih sudah mempertaruhkan nyawamu untuk melahirkannya, dan terima kasih telah membesarkannya. Darah dan dagingku adalah sebagian dari Zaskia, dia anakku, darah dagingku, buah cinta kita," jelas Firman lalu memberikan kecupan singkat di pusaran rambut Ayu.

Kala cinta menggelora, dunia seakan hanya milik kita berdua, yang lainnya hanya ngontrak.

"Kalian nggak lupain gue, 'kan?" celetuk Akbar dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya dan finally kebersamaan hangat kini mereka rasakan kembali tanpa adanya sekat pemisah.

Ayu dan Firman memang sudah kembali merengkuh satu sama lain, tapi pengungkapan jati diri Zaskia belum mereka pikirkan. Kalau pun harus terungkap dalam waktu dekat ini Firman dan Ayu telah siap dengan semua konsekuensinya.

"Gue aja yang supirin kalian, hari ini adalah milik kalian berdua," celoteh Akbar sambil membukan pintu bagian belakang mobil untuk pasangan telat bucin tersebut.

Andai Ayu mempunyai kekuatan menghentikan waktu seperti Krishna dalam serial Mahabrata, Ayu pasti telah melakukannya sedari tadi. Memberhentikan waktu dalam dekapan hangat seorang Firman Afif.  Harum wangi parfum Firman seolah menjadi candu baru untuk Ayu.

"Gue bahagia, akhirnya bisa kalian dekat tanpa ada sekat yang menghalangi, gue janji bakalan menjaga hubungan kalian sampai halal," janji Akbar untuk kedua sahabatnya. Air mata Akbar kembali luruh ketika melihat kebersamaan Ayu dan Firman dari balik kaca spion.

Hampir setengah jam menjadi supir untuk kedua sahabatnya, kini mobil yang mereka kendarai telah terparkir di pelataran rumah Firman.

Ayu memandang takjub bangunan berlantai dua dengan design minimalis, melihat raut kagum dalam diri wanita yang dia cintai ada rasa kagum yang tidak dapat dilukis oleh pengacara muda itu.

"Ini, rumah lo?" tanya Ayu tanpa sedikitpun memalingkan wajahnya, berkedip pun rasanya enggan dia lakukan.

"Rumah kita!" jawab Firman, lalu merangkul bahu Ayu dan kembali mendaratkan kecupan di kening ibu kandung Zaskia. Sepertinya dua orang yang sedang dilanda kebucinan itu melupakan sosok Thareq Akbar Satria yang akan lebih memilih mencakar-cakar dinding ketika melihat adegan mesra yang perlihatkan kedua orang tua Zaskia.

"Hem ...," deheman Akbar tak lantas memberhentikan aksi Firman maupun Ayu.

"Woi, ada gue di sini. Melepas rindu sih melepas rindu tapi lihat gue dong," gerutu Akbar.

Dan pasangan yang kembali dipertemukan setelah berpisah 4 tahun lamanya hanya menanggapi gerutukan Akbar dengan senyum kikuk seraya membuang tatapan mereka kesembarang arah.

Merekah kembali cinta Ayu dan Firman, genap sudah jiwa dua insan yang dulunya hanya bisa memeluk dalam doa. Berbahagialah selalu, kekallah cinta kalian.

~~~

"Nggak diangkat lagi, ini tuh sudah sore harusnya dia sudah pulang, 'kan?" mimik gelisah terlukis di wajahnya. Mundar-mandir bak setrikaan panas itulah yang sedang dilakukan Agasa Maha Putra.

Dan wanita yang dia maksud adalah Suci Indah Ayu, "Masih nggak diangkat," gerutu kesal Agasa untuk kesekian kalinya.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan berhasil membuat pikiran Agasa tidak lagi tertuju pada pewaris tunggal Angkasa Group itu.

"Masuk!" sahut Agasa dengan nada baritonnya.

Sosok calon pengacara muda menyembul dari balik pintu, Karim Atthar Firdaus. Agasa nampak memicingkan mata, apakah yang membawa Atthar ke sini?

"Kenapa, Thar?" tanya Agasa lalu kembali mendaratkan bokongnya di kursi kebesaran miliknya.

"Pak Firman, dia besok sudah kembali bekerja," jawaban yang diberikan Atthar membuat Agasa mengedikkan bahunya lantaran kaget.

"Firman sudah keluar dari rumah sakit?" Atthar kemudian mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan Agasa.

Agasa tak habis pikir bagaimana bisa Firman tidak mengabarinya soal kesembuhannya, tidak ingin merepotkan atau ada hal yang tidak boleh Agasa ketahui.

"Pak Firman, sedari tadi mencoba menghubungi anda, tapi nomor bapak susah dihubungi," Agasa mulai menyadari kesalahan ini bukanlah sepenuhnya salah Firman. Firman telah berusaha menghubunginya, tapi tidak bisa tersambung karena dia sibuk menghubungi Ayu.

"Kamu kembali bekerja! Aku mau ke rumah Firman dulu," jelas Agasa.

Bersambung...