Chereads / The villainess partner in crime / Chapter 7 - 7. dress

Chapter 7 - 7. dress

15.dress

Selina dan lucas telah tiba di area butik pusat kota, butik madam lesia yang akan dikunjungi oleh mereka berada di area elit yang dikunjungi khusus oleh para bangsawan kelas atas.

Diantara butik-butik elit itu, terdapat sebuah butik yang terlihat paling mencolok. Etalase kaca yang berisi gaun-gaun mewah bersulamkan benang emas dan batu permata, terlihat menghiasi butik itu. Pajangan mewah serta kursi sofa yang mencolok juga terlihat dari kaca etalase butik. Tempat itu tidak lain adalah butik gaun madam lesia.

Langkah kaki selina terhenti sejenak didepan Etalase, mata selina tertuju pada dua gaun yang terpajang didepan butik itu.

'Indah! '

Tidak pernah terpikir olehnya bahwa dirinya akan menginjakkan kaki didalam butik ini. Gaun mewah yang tidak pernah disentuhnya itu, hari ini akan menjadi miliknya, pikiran selina kembali lagi ke masa lalu, ketika dia masih menjadi istri duke arden Linux raphael.

Saat itu, pertama kalinya dia keluar dari kediaman Duke raphael. Di pernikahan tahun keduanya, selina terus mempertahankan perasaan cintanya kepada arden. Dengan alasan bahwa dirinya ingin membeli hadiah untuk ulang tahun arden, akhirnya selina mendapatkan ijin untuk mengunjungi pusat kota.

' 𝘎𝘢𝘶𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩! '

Gaun merah muda yang berada didalam etalase salah satu butik ternama itu mencuri perhatiannya. Selina berdiri cukup lama didepan butik itu untuk mengagumi keindahan gaun itu.

Sambil melihat gaun yang dipakai olehnya, selina hanya dapat mengigit bibirnya. semua gaun miliknya yang ada didalam kediaman Duke raphael telah ketinggalan jaman. Fashion yang sudah lewat sehingga tidak menyesuaikan tren gaun bangsawan saat ini. Setiap pertemuan bangsawan, selera pakaiannya selalu menjadi bahan pembicaraan, bukan hanya itu, beberapa dari mereka juga diam-diam mengejeknya dengan suara pelan.

' 𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘶𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶. '

Betapa dirinya ingin membeli gaun yang baru karna rasa maluny. Suaminya adalah Duke yang memiliki harta yang banyak. Bukanlah hal mustahil bagi banyak orang untuk menganggap selina mampu membeli banyak gaun mewah baru. Tetapi selina yang selalu muncul di perkumpulan bangsawan dengan gaun lama yang sudah lewat tren itu, membuat para bangsawan terus mengejeknya.

' 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘳𝘢𝘱𝘩𝘢𝘦𝘭 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘫 𝘴𝘦𝘯𝘴𝘦 𝘧𝘢𝘴𝘩𝘪𝘰𝘯.'

' 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘬𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶. 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘶𝘤𝘩𝘦𝘴𝘴 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘮𝘢𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘥𝘦𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶?

'𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘰𝘴𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯! '

'𝘴𝘩𝘩𝘩 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴, 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘋𝘶𝘤𝘩𝘦𝘴𝘴.'

Mau sampai kapan aku menahan perkataan yang seperti ini? Apa kata mereka? Duchess tidak memiliki sense fashion?duchess yang memakai gaun usang? Mempermalukan arden?

Jika aku dapat memilih, aku juga menginginkan gaun baru yang indah. Aku tidak perlu gaun termewah maupun gaun yang termahal. Cukup gaun yang trendi dan cantik seperti gaun pink ini saja, sudah membuat ku sangat senang menerimanya.

Walaupun arden memiliki banyak uang, keuangan selina sangat dikontrol oleh arden.

'𝘈𝘳𝘥𝘦𝘯, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘨𝘢𝘶𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘬𝘶? 𝘨𝘢𝘶𝘯 𝘭𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢𝘸𝘢𝘯.'

Arden hanya menjawab dengan nada dingin, pandangan matanya masih mengarah keatas lembar pekerjaannya yang terletak diatas meja.

'𝘔𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘨𝘢𝘶𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶? 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘮𝘶? 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘮𝘶 𝘥𝘶𝘭𝘶? 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘪𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘶𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶!'

'𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘈𝘳𝘥𝘦𝘯...'

'𝘏𝘦𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢! 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨 𝘬𝘰𝘴𝘰𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪!'

'.... '

Setelah kejadian itu, selina tidak pernah lagi meminta arden untuk membelikan sesuatu untuknya. Cukup lucu jika orang lain mengetahui keadaanya saat ini.

Banyak bangsawan terus memujinya karena dia cukup beruntung dapat menduduki posisi duchess di keluarga raphael. Nama selina Elisabeth raphael yang didapatkannya ketika menikahi arden itu menjadi sasaran kekaguman para wanita bangsawan.

Duchess? Dirinya sekarang lebih seperti pengemis yang tidak memiliki apapun. Hanya terkurung didalam kediaman raphael, menunggu kemurahan hati Duke arden untuk menghidupi nya.

Bukankah dirinya sudah cukup membayar itu semua? Jika uang yang diperhitungkan oleh arden, harusnya semua uang itu telah terbayarkan. Sudah tidak terhitung berapa kali arden mengurungnya didalam kamar bersama lelaki bangsawan yang tidak dikenalnya. Merelakan dirinya untuk di gerayangi lelaki tua demi bisnis suaminya. Harusnya semua keuntungan yang didapatkan oleh arden ketika mengorbankan tubuh selina, telah cukup untuk membeli wilayah baru, bahkan arden sudah dapat membangun kotanya sendiri dari seluruh keuntungannya.

Kenapa arden begitu kejam? Mau sampai kapan baru dia dapat menyadari perasaan ku yang tulus padanya? Walaupun telah diperlakukan seperti pelacur dan disakiti olehnya, selina masih mencintai arden setulus hati, berharap suatu hari arden dapat menyadari semua ini dan membuka hati kepadanya.

Sekarang dirinya masih terus melakukan sesuatu untuk menyenangkan arden, meminta ijin dengan susah payah untuk mengunjungi pusat kota. Menukar perhiasan lamanya untuk membelikan arden hadiah ulang tahun. Bayangan dirinya sekarang yang terlihat dari kaca butik itu terlihat begitu menyedihkan.

Gaun pink yang indah itu hanya bisa dilihat olehnya sambil membayangkan sosok dirinya yang memakai gaun itu.

Clank

Bunyi pintu butik terbuka dari dalam, seseorang keluar dari butik itu sambil membawa banyak kotak yang berisi gaun yang dijual disana. Tidak lama sesudah itu, arden dan wanita yang dikencaninya keluar dari pintu butik itu.

' 𝘈𝘳𝘥𝘦𝘯! '

Mata selina dan arden berpandangan, arden menghentikan langkahnya sambil memandangi selina dengan tatapan terganggu. Tangan wanita itu masih terus melingkar di lengan arden.

' 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘋𝘶𝘤𝘩𝘦𝘴𝘴? '

Suara penuh kekesalan terdengar dengan jelas dari mulut arden, arden memandangi selina seakan melihat sesuatu yang tidak mengenakkan mata. Seakan selina adalah sesuatu yang menjijikan untuk dilihat.

' 𝘈𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘩𝘢𝘥𝘪𝘢𝘩 𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯𝘮𝘶, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘣𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘳𝘥𝘦𝘯. '

Wanita yang berdiri disamping arden itu tertawa dengan keras melihat keadaan selina yang terlihat menyedihkan.

'𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘥𝘶𝘤𝘩𝘦𝘴𝘴, 𝘥𝘶𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘥𝘦𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘢𝘯𝘪𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘥𝘳𝘦𝘴𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯. 𝘖𝘭𝘦𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘵𝘶, 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦 𝘵𝘰𝘬𝘰 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘶𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘱𝘦𝘴𝘪𝘢𝘭 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘶. '

Wanita itu menarik lengan arden untuk segera mengikutinya naik kedalam kereta kudanya. Namun selina yang sudah tidak tahan lagi melihat semua itu, akhinya menarik kain lengan baju arden dengan kuat, sehingga arden termundur kebelakang.

'𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢!' Arden menepis tangan selina dengan keras, sehingga tangan selina yang menggantung ke udara itu, terayun turun dengan cepat.

'𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢? 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘳𝘥𝘦𝘯?' Kenapa kau sekejam ini? Apakah aku telah melakukan kesalahan sebelumnya? '𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶.....𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘳𝘦𝘴𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢?𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘮𝘶? 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵𝘱𝘶𝘯?'

Arden hanya tersenyum ketika mendengar perkataan selina, dirinya menganggap apa yang dikatakan oleh selina itu adalah hal konyol.

'𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶? 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘬𝘶𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢?' arden mundur beberapa langkah kebelakang sehingga sekarang posisi tubuhnya sedang berhadapan dengan selina. Arden memandangi selina dengan tatapan mengejek.

'𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘪𝘣𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘬𝘶, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘩𝘪𝘣𝘶𝘳𝘢𝘯? 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘶, 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘭𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘢𝘭𝘢𝘵?'

'... '

'𝘛𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘢𝘭𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘢𝘯𝘨. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢...𝘥𝘶𝘤𝘩𝘦𝘴𝘴 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢 𝘦𝘭𝘪𝘴𝘢𝘣𝘦𝘵𝘩 𝘳𝘢𝘱𝘩𝘢𝘦𝘭.'

Setelah mengucapkan kata yang begitu menyakitkan, arden melangkah pergi meninggalkan selina yang masih berdiri mematung didepan butik.

Alat? Aku hanyalah sebuah alat yang ditugaskan untuk menghasilkan uang?

Selina hanya dapat duduk dan menangis seperti orang bodoh didepan etalase butik yang dilewati banyak orang.

Dikehidupannya yang baru ini, ketika mengingat hal itu, selina hanya dapat tertawa tanpa merasakan apapun dihatinya.

Apakah mungkin bisa tetap waras ketika menghadapi semua itu? Mungkin tidak ada orang yang bisa hidup normal lagi setelah menjalani hidup sepertinya.

"Ada apa? "Lucas memandangi selina dengan ekspresi bingung. Selina yang terlihat sedang memikirkan sesuatu itu membuatnya sedikit penasaran.

" Tidak ada masalah apapun, hanya saja aku teringat sesuatu yang membuatku ingin membunuh seseorang disini. "Senyuman lebar kembali menghiasi wajah dingin selina.

"Ingin membunuh ketika melihat gaun yang terpajang di etalase? Ternyata selera lady selina cukup unik" Lucas mendekatkan tubuhnya kepada selina sambil mengangkat jari telunjuknya kearah etalase butik"apa kau ingin membunuh dengan mengenakan gaun itu? "

Selina meneruskan langkahnya untuk memasuki butik sambil meraih daun pintu masuk butik dan bebisik kecil kepada Lucas. "Ide yang tidak buruk, mendengar hal itu aku jadi menginginkannya. "

"Selamat datang yang mulia pangeran matahari kerajaan. Apakah anda ingin memesan gaun? "

Madam lesia segera membawa pangeran maxi dan selina kedalam ruang VIP butik nya.

Setelah mengeluarkan seluruh katalognya, madam lesia mulai mengukur tubuh selina.

"Tubuh lady memiliki proposional yang sangat indah, pangeran sangat beruntung. "

Seperti biasa, pujian terus terlontar dari mulut madam lesia. Selina merasa cukup percaya diri dengan tubuhnya, karena memang tubuh polosnya itu dapat membuat lelaki menggila, karena itu jugalah, di kehidupannya yang lalu, banyak bangsawan hidung belang yang menginginkan tubuhnya.

"Terima kasih" Selina membalas pujian itu dengan senyuman yang terlihat malu-malu.

'Sesuatu yang seperti ini sudah pasti! '

Didalam pikirannya, pujian itu adalah fakta yang tidak berarti. Tidak ada yang spesial dari seseorang yang mengungkapkan fakta. Bukankah ini memang wajar?

"Ini katalog model terbaru musim ini, apakah ada model yang lady inginkan? "

Selina duduk dengan santai sambil menyeruput tehnya disamping Lucas. Setelah melihat sekilas model gaun yang ada didalam katalog madam lesia, selina menutup katalog itu dengan pelan.

"Semuanya"

Madam lesia tampak begitu terkejut mendengar pernyataan selina, karena itu madam lesia kembali memastikan pendengarannya.

" Maksud lady....? Maaf lady, tampaknya saya salah dengar, bolehkah lady menunjukkan model gaun yang lady inginkan lagi kepada saya? "

Selina kembali mengucapkan perkataannya tadi.

"Semuanya, aku ingin semua gaun yang ada di katalog ini. Kirimkan semua gaun yang Anda buat ke kediaman moroel ketika Anda sudah selesai membuatnya. "

"..... "

Selina menyandarkan pundaknya ke punggung sofa dan kembali melihat madam lesia yang berdiri kaku.

" Apa madam masih belum mengerti? Apa saya perlu ulangi lagi perkataan saya? "

"Ah, ma... Maaf saya hanya sedikit terkejut. An... Anda yakin ingin membeli semuanya? "

Selina menarik nafas panjang sambil memandang bosan kearah Lucas yang duduk disebelahnya. Matanya membentuk bulan sabit dan mulutnya tersenyum manis.

Tangan indah selina menggandeng lengan Lucas sambil menyenderkan kepalanya di pundak Lucas.

" Madam, apakah anda meragukan kekayaan pangeran? "

"Ma.. Maafkan ketidak sopanan saya yang telah bertanya seperti itu lady. Saya akan segera mempersiapkan total pembayarannya."

Setelah berkata seperti itu, madam lesia segera meninggalkan ruangan VIP untuk mempersiapkan kertas pembelian gaun.

Sekarang hanya Lucas dan selina saja yang berada didalam ruangan VIP itu.

Lucas memandangi selina dengan pandangan kebingungan.

" Lady selina"

"Hm? " Selina melepaskan tangannya dari Lucas dan kembali duduk santai dengan menyenderkan kepala di sofa.

" Kau benar-benar tidak tahu malu ya... " Lucas mengelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Emangnya itu hal buruk? Apakah aku harus tahu malu dulu? " Untuk apa tahu malu jika akhirnya tidak akan mendapatkan apapun? "Kau tidak menyukainya? Apakah tahu malu itu penting yang mulia? "

"Tidak, melihat lady yang seperti ini membuatku berpikir bahwa tidak tahu malu juga merupakan hal yang menarik. Aku sama sekali tidak keberatan. "

"Baguslah, kedepannya aku masih akan terus tidak tahu malu lagi yang mulia. "

Wajah selina terlihat santai ketika mengatakan hal seperti itu.