Sampai suara dari ruang tamu tidak terdengar lagi dan mendengar suara pintu tertutup, Yun Wei baru bangun dan merapikan pakaiannya. Ia pun ingin pergi ke rumah sakit.
Setelah ditabrak, Yun Wei masih belum mendapatkan perawatan yang bagus dan selalu hidup dengan kebodohan.
Sekarang, Yun Wei akhirnya sudah sadar dan harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksa bagian otaknya itu sendiri.
Memikirkan dirinya adalah putri dari keluarga kaya raya, Yun Wei sebenarnya adalah anak yang pintar sejak kecil. Sayangnya setelah mengalami kecelakaan, ia malah ditipu dan dipermainkan oleh Bai Wenping serta Hua Shasha selama tiga bulan ini.
Hal yang paling penting sekarang adalah memastikan badan dan otaknya baik-baik saja. Setelah itu, ia baru memikirkan cara untuk membalas sepasang kekasih yang jalang itu.
Saat sampai di rumah sakit, pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan secara total kepada tubuh Yun Wei.
Yun Wei memegang hasil tes dan foto scan kepala di tangannya. Mulanya, keningnya agak mengerut dan akhirnya bisa lebih tenang.
Yun Wei mengingat hal yang dikatakan oleh dokternya, "Kamu waktu itu terluka di bagian otak dan ada penggumpalan darah di dalam otak yang belum hilang. Hal itu membuat saraf di bagian otak tertekan dan kemampuan otakmu mengalami penurunan…,"
"Akan tetapi sekarang, setelah bagian kepalamu mendapatkan pukulan yang keras untuk kedua kalinya, hal itu secara kebetulan membuat penggumpalan darah itu hilang. Jadi, sudah tidak ada masalah di kepalamu sekarang. Walau demikian, kamu masih perlu datang untuk melakukan pemeriksaan secara rutin." Tambah dokter.
Ya, tampaknya pukulan Hua Shasha pada bagian kepalanya itu tanpa sengaja memukul bagian saraf yang mengalami penggumpalan darah. Hal itu membuat gumpalan darah itu menjadi hilang dan tidak menyumbat sarafnya.
Di depan pintu tiba-tiba muncul seorang pria muda dengan badan yang tinggi besar. Kharisma pemuda itu sangat luar biasa dan pakaiannya yang ramping membungkus tubuhnya yang sehat dan seksi. Sungguh pemuda yang sangat tampan!!!
Pria itu melangkahkan kakinya lebar-lebar untuk berjalan ke arahnya. Anehnya, wajah pria itu tampak sangat serius dan kening juga terlihat mengkerut.
Pemuda itu kebetulan tidak sendiri, ada salah seorang yang mengikutinya. Orang itu pun berkata kepada dokter itu, "Dokter mengatakan bahwa kondisi Nyonya sudah ditahap untuk diharuskan melakukan operasi…. Sayangnya, Nyonya malah berkata bahwa dirinya tidak akan melakukan operasi ini kalau tidak melihat kamu membawa calon istrimu datang."
Lu Zhanting mengangkat lengannya yang panjang. Sekejap kemudian, jarinya memegang ke keningnya dan memijatnya dengan erat sampai terlihat sebuah bekas berwarna putih. Setelah itu, ia baru melepaskannya.
Yun Wei kebetulan masih tampak sibuk membawa beberapa dokumen terkait pemeriksaan tubuhnya. Ia juga terlihat sedang tenggelam dalam pikirannya. Tanpa sengaja, kepala gadis itu menabrak ke dada Lu Zhanting dan masuk ke dalam pelukannya.
Dokumennya pun terjatuh, Yun Wei dengan cepat menunduk dan mengambil semua dokumen yang tercecer di lantai sambil minta maaf.
Orang yang ada di samping Lu Zhanting tadi melihat Yun Wei menabrak pria tampan itu. Ia menatap gadis itu dengan agak terkejut dan ingin memarahinya. Akan tetapi, Lu Zhanting melarangnya.
Yun Wei mengambil barangnya dan mengangkat kepalanya. Kemudian, ia melihat wajah yang indah dan tampan milik Lu Zhanting.
Yun Wei agak terkejut, "Ah, Tuan Ting…."
Yun Wei mengenal Lu Zhanting, salah satu anggota keluarga Lu dan cukup dikenal dalam dunia bisnis di kota ini. Yun Wei pun pernah bertemu dengan Lu Zhanting dua kali.
Ya, Lu Zhanting adalah pria yang sangat berbakat untuk usianya yang masih muda. Banyak orang memujinya sebagai pemuda yang jenius. Saat masih berumur dua puluh tahunan, pria itu sudah menjadi pebisnis jenius yang dikenal oleh semua orang.
Ketika pertama kali bertemu dengan Lu Zhanting, umur Yun Wei masih belum terlalu dewasa. Saat itu Yun Wei masih bersekolah di tingkat sekolah menengah atas. Caranya berpikir tentu berbeda jauh dengan Lu Zhanting yang sudah masuk ke dunia bisnis. Alhasil, mereka berdua pun tidak memiliki topik yang sama untuk dibicarakan.
"Yun Wei." Ucap Lu Zhanting dengan ringan dari bibir tipis itu.
Yun Wei tidak menyangka Lu Zhanting masih mengingatnya. Ia pun tersenyum dan berkata, "Kebetulan sekali Tuan Lu. Aku masih harus menghadapi suatu masalah sekarang. Jadi, aku pergi dulu, ya…!"
"Yun Wei." Tangan panjang Lu Zhanting menarik tangan Yun Wei.
Yun Wei menoleh ke arahnya, "Tuan Ting, apa ada masalah?"
"Bantu aku melakukan sesuatu." Suara Lu Zhanting yang sangat merdu itu mengucapkan setiap kata dengan nada yang sangat menggoda setiap perempuan.
Caranya berbicara itu..., nada bicaranya lebih seperti memberikan perintah daripada memohon pada seseorang.
Walau demikian, tetap terasa aneh. Yun Wei juga tidak merasa menolak dengan nada bicara yang seperti diperintah oleh orang lain. Matanya yang indah terbuka dan bertanya, "Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Jadilah calon istriku." Jawab Lu Zhanting dengan tenang.
Yun Wei agak terkejut mendengarnya. Dalam matanya tampak bersinar dan melihat ketampanan yang menggoda dari wajah pria itu.
Tiga menit kemudian, Yun Wei dan Lu Zhanting berdiri di depan ranjang Nyonya Besar Lu.