Begitu Fang Xinxin membuka matanya, wajah pria yang membesar muncul di matanya dalam jarak dekat. Alisnya hitam tebal dan tatapan matanya begitu dalam. Ujung hidungnya begitu tinggi dengan bibir tipis, yang menciptakan garis bibir yang sangat sempurna dan membentuk wajah yang tampan.
Bai Qinghao!
Wajah ini adalah wajah yang paling ingin dilihat Fang Xinxin sebelum ia meledakkan dirinya.
Mungkinkah Tuhan masih kasihan kepadanya? Mungkinkah demi memenuhi keinginan terakhirnya, Fang Xinxin yang buta dan lumpuh bisa melihat lagi?
Fang Xinxin tidak berani mengedipkan matanya. Ia menatap Bai Qinghao dengan sorot mata tajam!
Saat tatapan mata Bai Qinghao bertemu dengannya, ia tahu bahwa Fang Xinxin sangat membencinya dan ia menginginkan tubuh istrinya dengan paksa, wajahnya langsung menjadi muram.
Fang Xinxin sepertinya tidak ingin menyentuh tatapan Bai Qinghao yang sedingin es, tapi ia masih menatap pria itu!
Fang Xinxin masih menatap Bai Qinghao dengan tajam dan dalam, seolah takut kehilangan pandangannya.
Yang lebih istimewa, Fang Xinxin buta begitu lama. Jika ia bisa melihat Bai Qinghao lagi, entah itu dalam mimpi atau jiwanya bermimpi setelah ia meninggal, dia harus cukup memperhatikannya baik-baik baru berkomentar.
Bai Qinghao mengangkat tangan Fang Xinxin dan mencubit rahang wanita itu. Ia bertanya dengan nada dingin, "Kenapa? Kau tak sabar membunuhku?"
Rasa sakit yang dirasakan Fang Xinxin di rahangnya membuat pikirannya langsung tersadar.
Bagaimana mungkin seseorang yang sudah meninggal bisa merasakan sakit?
Sebelum Fang Xinxin meninggal, tubuhnya jelas-jelas hancur dan meledak. Bagaimana mungkin saat ini Bai Qinghao yang menindih tubuhnya? Lebih lagi, Bai Qinghao tampak hidup?
Ya, Bai Qinghao memang hidup!
Bai Qinghao membalikkan tubuhnya dan berdiri di tepi tempat tidur, memunggungi Fang Xinxin.
Bai Qinghao mengambil pakaian di kursinya dan dengan cepat dan rapi mengenakannya di tubuhnya.
Entah apakah ada sepuluh detik, saat Bai Qinghao membalikkan badan, ia sudah mengenakan pakaiannya yang membuatnya tampak kaku dan tatapan wajahnya juga dingin.
Seluruh ruangan terasa sangat dingin beberapa derajat karena aura tubuh Bai Qinghao.
Tatapan mata Bai Qinghao yang arogan tertuju kepada Fang Xinxin dan berkata, "Jangan kira aku merasa menyesal! Inilah yang sebenarnya kau cari!"
Kata-kata ini terasa sangat familiar di telinga Fang Xinxin!
Tatapan mata Bai Qinghao yang dingin seolah memaksa Fang Xinxin untuk kembali.
Fang Xinxin mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Ini adalah kamar rawat inap di rumah sakit. Terdapat pakaian compang-camping di atas lantai rumah sakit, yang dilemparkan seperti sampah.
Ada kursi di dekat jendela, dengan tirai abu-abu muda, dan tempat tidur rumah sakit di bawah tubuh Fang Xinxin ...
Bahkan ada celah yang tak terlihat yang terdapat di sudut dinding di sebelah kiri persis sama dengan saat Fang Xinxin dibawa oleh Bai Qinghao ke rumah sakit sepuluh tahun yang lalu!
Apakah Fang Xinxin dilahirkan kembali ke masa sepuluh tahun yang lalu?
Rasa sakit yang dirasakan Fang Xinxin seolah memberitahunya bahwa ia benar-benar telah dilahirkan kembali!
Ya Tuhan! Bai Qinghao belum mati dan ia sendiri juga masih hidup! Alangkah hebatnya!
Selain itu, Fang Xinxin saat ini juga tidak lumpuh dan tidak buta.
Pandangan matanya kabur karena air mata kebahagiaan.
Bai Qinghao memandang air mata Fang Xinxin. Tatapan matanya begitu dingin seperti es yang membeku sepuluh ribu tahun. Bai Qinghao seolah hendak menusuk Fang Xinxin dengan ribuan pisau. Ia berkata dengan suara keras, "Mengapa kau menangis?! Aku sudah pernah berkata kepadamu bahwa kau adalah wanitaku! Jika kau berani berkhianat, kau harus membayar harganya!"
Fang Xinxin teringat bahwa pada saat ini di kehidupan sebelumnya, ia kawin lari dengan pria yang dicintainya, Bai Chenxi. Akibatnya, Bai Chenxi mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan. Pria itu terluka dan mengalami koma yang sangat parah dan dirawat di rumah sakit. Sedangkan pergelangan tangan Fang Xinxin juga terluka.
Atas permintaan Fang Xinxin, dokter mengatur agar ia bisa tinggal di kamar rawat inap yang sama dengan Bai Chenxi, dengan satu tempat tidur untuk setiap orang dan hanya selembar tirai yang memisahkan keduanya.
Kemudian ....
Bai Qinghao merenggut kesucian Fang Xinxin kamar rawat inap itu!