Safira melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Hijab segiempat warna mint itu melekat indah menutupi kepalanya. Cantik, kesan itu yang tersirat dalam tatapan Ardi padanya.
"Sudah, Mas," ucap Safira pada mantan kekasihnya yang menatap tanpa mengedip.
Pria tampan itu nyaris terlambat menjawab. Ia malah bengong dan terpesona dengan kecantikan si cantik Safira. Ah! Betapa ia masih sangat mengagumi wanita yang telah ia sakiti itu. Tapi, tidak untuk saat ini. Ia berjanji akan berusaha membuat Safira bahagia dengan caranya sendiri.
"Mas!" lagi, Safira memanggil mantan kekasihnya yang masih bengong. Kali ini, sengaja suaranya sedikit ia naikkan.
Ya, tentunya Safira harus menyadarkan lamunan pria tampan di hadapannya itu. Entah apa yang sedang Ardi pikirkan dan bayangkan tentangnya. Mungkin kah seperti dirinya yang sempat membayangkan tubuh kekar Ardi menindih tubuhnya? Oh Ya Tuhan. Maafkan Safira yang telah ceroboh.