Ustadz Uwais berdesis kecil merutuki kebodohannya. Ia menganggap kini dirinya benar-benar membutuhkan sosok seorang Safira. Bathinnya tersiksa setiap kali merindukan wajah cantik Safira. Sampai saat ini, ia menganggap jika dirinya sudah hampir gila karena Safira. Buktinya, ia kembali gila karena tiba-tiba Safira tidak ada di pandangan matanya.
"Astaghfirullahaladzim! Ternyata aku kembali gila. Yaa Allah!" desis Ustadz tampan itu sambil menunduk dan mengusap wajahnya.
Ustadz Uwais bahkan tak memiliki kecurigaan pada sosok Safira yang tiba-tiba menghilang dari pandangan matanya. Ia pikir, tidak ada Safira di tempat itu. Ia pikir, kali ini ia kembali menghayal. Padahal, nyatanya memang Safira berada di sana dan tadi memang melemparkan senyuman manis padanya.
Dengan sedikit merasa kecewa, Ustadz tampan itu pun bergegas melangkahkan kakinya kembali menuju majelis putra. Walau ia merasa gundah, tapi ia berusaha menetralkan hatinya kembali.