Detik demi detik berlalu. Bintang di angkasa kian mengukir keindahannya. Gema sholawat terdengar di setiap asrama yang ada di pondok pesantren As-Salam..
Duduk, bangun, bersandar, menguap, mengusap wajah, berpangku tangan, bersilang kedua tangan pada dada, melirik jam tangan, bermain gawai, mengeluh, begitu saja yang Safira lakukan dari detik ke detik lainnya.
Ya, sampai pukul sembilan malam, Safira dan Ardi tampak masih setia menunggu kedatangan sang Ustadz. Hanifa yang menemani di rumah milik gurunya tampak merasa iba dan kasihan pada dua tamu yang sejak dari magrib hingga malam menunggu kedatangan Ustadz Uwais di sana.
"Teh Fira, malam semakin larut, Aa Uwais sama Umi belum juga datang. Sepertinya memang acaranya sangat sakral dan penting. Dalam hal ini, Hani minta maaf," ucap Hanifa dengan raut wajah yang merasa tidak enak.
