Ustadz Uwais mengusap wajahnya berkali-kali dan mengerjapkan matanya saat Safira masuk ke dalam majelis. Tak dapat, ia tak dapat lagi melihat wajah yang ia lihat adalah Safira. Akan tetapi, batinnya masih bermonolog dengan pikirannya. Benar yang ia lihat itu adalah Safira? Atau hanya seorang santriwati yang mirip dengan Safira? Dan mungkin, karena ketertarikannya dengan wanita bernama Safira, ia sampai berhalusinasi dengan wajah cantik yang selalu menari-nari di dalam pikirannya.
"Astaghfirullahaladzim! Ampuni dosa hamba, Yaa Allah," desis Ustadz tampan itu seraya mengusap wajahnya lalu melangkahkan kakinya kembali.
Sosok Safira memang ada di sana. Dan Ustadz Uwais memang tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi. Tapi, karena ia tak ingin terlalu memikirkan apa yang ia lihat. Maka ia memilih untuk melanjutkan perjalanannya ke majelis putera.