"Istriku," panggil Ardi dengan suara yang sedikit meninggi namun tetap lembut. Sengaja ia lakukan itu agar sang istri mau menoleh dan menyadari panggilan darinya.
Benar saja, Aisyah tampak mengerjapkan matanya dan langsung menoleh ke arah suaminya. "I–iya, suamiku." Terpaksa ia harus meninggalkan lamunannya.
Ardi tersenyum hangat dan mengusap lembut puncak kepala istrinya. "Kenapa melamun? Apa yang Umi pikirkan?" Sejujurnya ia sangat curiga jika istrinya itu sedang memikirkan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya, Indah, dan Safira.
Aisyah menatap dalam manik mata suaminya. Ingin rasanya ia langsung bertanya saat ini juga. Namun, ia tak bisa lakukan itu. Sebab, ia ingin menjaga kehangatan suasana hati suaminya. Jika dirinya bertanya saat ini juga, sungguh ia takut sang suami tidak ridho dan bisa membuat suasana hatinya memburuk.