Ustadz Uwais mengangguk tanpa ragu. "Iya, Neng. Gimana? Neng mau atau tidak? Semoga Allah menghendaki." Ia menjawab dengan lembut dan tatapan penuh cinta.
Tentu saja Safira begitu terharu dan tercengang hebat. Tak kuasa ia menahan tangisnya. Rasa bahagia dan hidup yang sempurna karena ia telah dimiliki dan dicintai oleh suami sholehnya itu.
"Ma–mau, A!" jawab Safira dengan gugup dan suara yang bergetar karena menangis. Ia pun semakin erat memeluk suami tampannya itu. Sungguh bahagia sekali.
"Alhamdulillah, kalau gitu nanti kita atur jadwalnya, ya," ucap Ustadz Uwais seraya mengusap lembut setiap helai hitam milik istrinya.