Safira mondar-mandir di dalam kamarnya. Sejak pagi, ia sangat ingin makan kukus labu kuning serta kolaknya. Tiba-tiba saja air liurnya mengalir deras saat ia membayangkan makan kolak labu kuning dicampur dengan mantang ungu. Mantap sekali, begitu yang ada di dalam benak Safira.
"Jamal kok belum datang juga, A?" tanya Safira saat suaminya masuk ke dalam kamar.
"Kenapa sih, Neng? Dari tadi yang ditanyakan Jamal terus. Ada apa antara Neng dengan Jamal?" oceh Ustadz Uwais dengan ekspresi yang ia buat seperti sedang cemburu.
Safira tampak membulatkan kedua bola matanya penuh. "Loh, kok tanyanya kayak gitu sih, A? Neng kan pesan labu kuning sama Jamal. Memangnya Aa lupa?" Ia pun menatap tajam suaminya.
Ustadz Uwais tersenyum kecil dan mengangguk pelan. Dengan lembut ia mengusap puncak kepala istrinya. "Aa tahu. Tapi, sabar ya. Mungkin di jalan macet."
"Hm, Aa bikin Neng kaget saja," rengek Safira, "tapi ini lama banget, A. Masa sudah sore gini belum sampai juga," lanjutnya.