Aisyah tampak sedikit kaget karena Sarah tak mau dicium tangannya. Namun, itu tidak masalah. Kini ia tersenyum pada wanita muda yang cantik jelita bahkan melebihi kecantikan yang ia punya.
"Salam kenal, Teh. Saya Aisyah, jama'ah baru di sini," ucap Aisyah dengan lembut dan penuh sopan santun.
Sarah tersenyum hangat, manis dan sopan. Seperti yang sering ia lakukan pada siapa pun. "Maa syaa Allah. Ya, salam kenal juga ya."
Aisyah mengangguk dan tersenyum. Ia senang karena bisa menyapa dan menyalami tangan wanita yang ia pikir adalah istri Ustadz Uwais. Tentu saja ia tidak pernah tahu bahwa gadis cantik itu adalah Sarah, putri sahabat baik Umi Jannah.
"Semoga berkah, Ya Allah. Setelah ini, Mas Ardi mungkin akan mengenalkan aku pada Ustadz Uwais dan keluarganya. Semoga aku bisa menjadi bagian dari mereka. Aamiin Allahumma aamiin," ucap Aisyah penuh harap.