Sesampainya di pasar tradisional, Safira berjalan bersejajar dengan suaminya. Kali ini mereka benar-benar berjalan hanya berdua tanpa ada para khodim yaitu Kang Jamal ataupun Hanifa. Tentu saja hal itu karena mereka ingin menikmati waktu berdua di luar. Apa lagi selama mereka menikah, keduanya belum sempat jalan-jalan ke luar rumah karena sibuk dengan kegiatan perkara akhirat.
"Sayang, bagaimana menurutmu? Apakah pasar ini cocok denganmu?" tanya Ustadz Uwais seraya menangkap tangan istrinya. Ia seakan tak ingin berjauhan dengan istrinya dan sangat takut kehilangan istri cantiknya itu.
Safira tersenyum hangat dan mengangguk. "Pasarnya lumayan bersih, A. Walaupun ini pasar tradisional, tapi pengawasannya sepertinya sangat baik. Tentu saja Neng cocok. Hehe." Ia menjawab sembari sesekali mengedarkan pandangannya ke segala arah.