Ustadz Uwais tersenyum kecil dan mengangkat wajah cantik istrinya. "Hei, kenapa malu? Memang Aa apakan kamu?"
Safira tersenyum malu dan menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah. Tentu saja ia masih malu jika sang suami menyinggung soal intim. Walaupun seluruh tubuh suaminya sudah ia lihat, tapi tetap saja ia merasa malu.
"Aa mah nakal, ih!" desis Safira seraya memukul kecil dada bidang suaminya.
Ustadz Uwais tersenyum gemas. "Aa nakal hanya pada Neng saja. Memang tidak boleh, ya?" Ia terus saja menggoda.
Safira mengangkat wajahnya yang merah merona. "Tentu saja boleh, Aa. Kalau nakal sama wanita lain, baru tidak boleh!" Ia menegaskan.
Ustadz Uwais mengangguk cepat. "Kalau begitu jangan marah dong kalau Aa nakal sama Neng."