Sampai di apartemen, Ardi bergegas mengurung diri di dalam kamar. Beruntungnya, ia sudah melaksanakan shalat ashar tadi di pondok pesantren As-Salam. Pikirannya kini masih begitu kalut. Ia sangat tidak menyangka jika ternyata dirinya akan benar-benar kehilangan Safira. Ya, seperti kemarin-kemarin ia yang telah meminta Safira hilang dari kehidupannya.
"Argh! Mengapa semua ini terjadi padaku, Ya Allah! Mengapa wanita itu tak bisa aku miliki?" Ardi meraung sendiri. Ia begitu pusing karena tidak bisa menikahi wanita pujaan hatinya.
Ardi bukan tak bisa dan tak mau menerima takdir dari Allah subhanahu wataala. Namun, rasanya ia begitu kaget dan tak menyangka dengan skenario Allah yang menimpa dirinya. Ia yang selama ini mengira jika Safira akan menerima cintanya kembali, tiba-tiba saja merasa patah hati karena sang pujaan hati telah memilih lelaki lain.