Safira melangkahkan kakinya keluar dari vila. Sudah cukup ia bicara dengan sang Ustadz yang kini menjadi calon suaminya. Ya, ia sudah menerima niat baik sang Ustadz tampan yang telah membuatnya jatuh cinta. Kini, tinggal meminta izin pada kedua orang tuanya perihal pernikahan yang Ustadz Uwais inginkan. Rencananya, Ustadz Uwais akan segera datang ke rumah Safira untuk melamar gadis cantik itu. Diterima atau tidaknya oleh kedua orang tua Safira, itu tidak membuatnya takut untuk segera datang menemui kedua orang tua gadis yang ia cintai.
Ketika niat baik karena tulus, ikhlas dan atas dasar mengharapkan ridho Allah, In Syaa Allah semuanya akan berjalan dengan lancar. Begitu pun niat baik yang telah Ustadz tampan itu siapkan dari beberapa waktu lalu. Ia selalu yakin jika Safira adalah wanita cantik yang akan menjadi bidadarinya di dunia maupun di akhirat.
"Hanifaaa!" pekik Safira sambil menghamburkan dirinya memeluk Hanifa yang berdiri di depan vila menunggunya.
