Sekitar pukul setengah lima sore, Ustadz Uwais keluar dari kamarnya. Ia tampak gagah dan tampan dengan sarung dan baju koko lengan panjang warna putih. Peci songko hitam pun berempat di kepalanya.
"Bismillahirrahmanirrahim," gumam Ustadz tampan itu sambil berjalan ke arah kamar Uminya.
Ya, sore ini mereka akan mengantarkan Sarah ke kediamannya. Kali ini Ustadz tampan itu mengajak Kang Jamal ikut dengannya. Tentunya agar bisa menjadi temannya berbincang saat di mobil. Dan Umi Jannah, kali ini ia pun mengajak Hanifa.
"Gimana, Nak? Apakah semuanya sudah siap?" tanya Umi Jannah pada putranya.
Ustadz Uwais mengangguk sambil tersenyum. "Alhamdulillah sudah, Mi. Mobil juga sudah siap." Menjawab sambil mendudukkan bokongnya di kursi.
"Ya sudah kalau gitu tinggal berangkat. Ini Umi lagi nyari baju abaya Turkey yang sudah kecil. Mau Umi hibahkan ke Sarah," ucap Umi Jannah dengan tangan yang sibuk di dalam lemari pakaiannya.
"Kenapa gak beliin yang baru saja, Mi?" tanya Ustadz Uwais.