"A—apa? Memandang saya? Enggak, ah. Itu mungkin cuma perasaan kamu saja," elak Safira pura-pura tidak tahu bahwa dirinya dipandang oleh Ustadz Uwais.
"Ih, Teh Fira gak sadar, ya? Tapi tadi kayaknya Teh Fira juga memandang Aa Uwais. Hihihi," goda Atun sambil membuka pintu asrama.
Safira terdiam sejenak dan menggaruk pelipisnya yang sama sekali tidak terasa gatal. Ternyata benar dugaannya, Atun dan mungkin Hanifa dengan Kang Jamal akan berpikir aneh-aneh pada dirinya dengan sang Ustadz.
"Hust! Jangan dibahas dan diingat lagi, ya. Saya cuma takut jadi fitnah terus kedengar sama Teh Sarah. Beliau kan calon istrinya Aa Uwais," ujar Safira mengingatkan Atun.
Atun mengangguk kecil dan mengerti. Tapi, tetap saja ia masih menyimpan curiga dan kejanggalan di antara gurunya dengan Safira.
"Teh Fira!" panggil seseorang yang berhasil membuat Safira menoleh.
"Ya?" sahut Safira.
"Itu ada yang nyari di depan. Namanya Mas Ardi," ucap santri itu membuat Safira kaget.