Dua bulan kemudian.
Maureen duduk dengan senyuman di wajahnya. Alat-alat di seputaran tubuhnya telah di lepaskan.
"Apakah baik-baik saja?"
"Ya, ibu baik-baik saja. Jangan khawatir."
"Bu..."
"Tidak perlu cemas. Ibu tidak apa-apa."
Koefisien menarik nafas sedikit lega pada ruang rongga dadanya. Maureen memandang wajah anak laki-laki yang berasal dari istri pertamanya.
"Kita pulang?"
"Ya, kita pulang dua tiga hari lagi."
"Jose..."
"Setuju bercerai."
Maureen tertegun.
Koefisien berpura-pura tidak melihatnya. Terkadang ikut campur hanya menambah masalah kosong.
"Kapan?"
"Apa?"
"Kapan Jose setuju bercerai?"
"Satu bulan lalu."
"Begitu saja?"
"Ya."
"Jadi kesulitan ku selama ini, hanya seperti ini."
Koefisien memilah perkataan sebelum Maureen berfikir banyak, "Dia akan berikan kompensasi yang ibu inginkan."
Terdiam.
"Kompensasi?"