"Marc..." panggil Katrin menatap Marc yang tengah sibuk dengan layar monitor dihadapannya itu.
Katrin kembali berjalan, lebih dekat - beruntung diruangan ini hanya ada dirinya dan juga Marc.
Katrin sebenarnya tau Marc marah padanya, namun apa memang harus seperti itu? Kesalahan Katrin bahkan tidak terlalu fatal, dirinya hanya mengatakan ingin pergi bersama dengan Marc ke perusahaan.
Sungguh pria yang begitu posesif.
"Marc," ulang Katrin.
Tak kehabisan cara, Katrin duduk dipangkuan Marc, mengalungkan tangannya di leher pria itu meski tau jika Marc sama sekali tidak menganggapnya ada.
Akan tetapi, Marc tidak akan tahan mendiamkannya lama, cukup dengan--
Cup!
Ya, satu kecupan Katrin layangkan di bibir Marc membuat pria itu sontak memfokuskan diri pada Katrin, melingkarkan tangan kekarnya dipinggang wanitanya.
Marc sadar jika hal ini adalah bentuk permintaan maaf Katrin padanya, Marc tak perlu mempermasalahkannya kembali.
"Ada apa, hm? Apa kau ingin sesuatu?" tanya Marc.