"Tidak, Mam! Maafkan aku, aku tak sengaja melakukan itu!"
"MAM! JANGAN TINGGALKAN AKU!!!"
"Katrin, hei... Wake up, baby..." ujar Marc menepuk pelan pipi Katrin berkali-kali.
Marc menghembuskan nafas lega kala Katrin mulai membuka kedua matanya, keringat dingin tampak membasahi pelipis wanita hamil itu, bahkan tatapannya mengisyaratkan kekhawatiran yang begitu dalam.
Jangan lupakan pula air mata yang sedari tadi berlinang dipipi. Namun, dengan sabarnya Marc menghapus air mata itu dengan punggung tangannya.
"Tak masalah, aku akan selalu ada disamping mu," sambung Marc.
Katrin bangkit dari tidurnya dengan dibantu oleh Marc, saat itu pula Katrin jatuh dalam pelukan Marc, menangis sejadi-jadinya sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu, Katrin tak bisa membohongi perasaannya sendiri, hatinya sakit dan pikirannya buntu.
Tak tau apa yang harus dirinya lakukan.
"Tak masalah, baby. Aku disini, bersama mu," tutur Marc.