"Mam," sapa Marc seolah tak terjadi apapun. Bahkan dengan tak tau dirinya Marc duduk tepat dihadapan Felicia, balik menatap sang ibu dengan tatapan penuh keyakinan.
"Aku akan pergi membawa Katrin ke luar negeri," sambung Marc.
Tatapan Felicia menggelap, menatap tak suka ke arah Marc, "Apa magsud mu? Dia adik--
"Aku sudah tau semuanya, Mam! Aku tau jika kita bukan sodara, berhenti membual," tukas Marc.
Sampai saat ini mereka sama sekali tidak memberitahukan Katrin akan apa yang terjadi - biarkan saja, itu akan menjadi urusan Marc pribadi.
"Tak masalah bukan jika aku menikahi Katrin? Atau mungkin kau takut bisnis--
"BERHENTI MENGATAKAN SEMUA INI KARENA BISNIS KELUARGA KITA, MARC! MAMA BAHKAN RELA MENANGGUNG MALU HANYA DEMI DIRI MU! NAMUN— SEKALI SAJA PIKIRKAN INI, MAMA SUDAH MENGAGGAP KATRIN SEBAGAI PUTRI KANDUNG MAMA, NAMUN KALIAN DENGAN TAK TAU DIRINYA MENGKHIANATI KEPERCAYAAN MAMA!?" teriak Felicia menggebu-gebu.