Drttt…
Katrin melirik ponsel dan Marc bergantian, pria itu masih saja berdiam diri dengan IPad ditangannya, namun pada dering kelima – Marc bangkit, meraih ponsel itu dengan ekspresi datar serta tatapan yang tajam.
"Katrin aku—
"Kau menghubungi kekasih ku, bodoh! Apa yang kau pikirkan," ujar Marc menggunakan nada yang terkesan tenang namun penuh penekanan.
Katrin yang tak ingin ikut serta dalam hal itu pun memilih untuk tetap diam dan focus pada tayangan di layar.
"A- aku pikir—
"Ini kesempatan terakhir mu, jauhi kekasih ku dan kau akan aman!" Lagi dan lagi Marc menukas ujaran Artha. Katrin akui jika Marc sangat mahir dalam hal itu, Marc tak melakukan apapun namun lewat nada yang dilontarkannya, semua orang akan tau jika seorang Marc sangatlah berbahaya.
Pip!
"Dia tak memiliki nyali, Katrin!" kekehnya kembali duduk disamping Katrin sembari focus pada layar IPadnya.
Katrin menghembuskan nafasnya lelah, "Seharusnya kau bersikap lebih baik lagi pada Artha—