"Bagaimana?" tanya Marc menatap Earl dengan tatapan penuh tanya.
Earl mengacungkan ibu jarinya, "Kita bisa memulainya sekarang," kekehnya berjalan mendekat ke arah dimana pria bernama Seva itu berada.
Mereka benar-benar menunggu selama delapan jam, entah mengapa namun memang pada dasarnya seperti itulah adanya.
"Jadi, tema apa yang kita ambil?" Marc kembali bertanya sembari berjalan dengan tongkat baseball ditangannya, menghabiskan waktu hanya dengan duduk sembari meminum koleksi wine milik sang kakak jelas tak semenyenangkan yang dipikirkan.
Adakalanya bosan dengan keadaan.
Rindu pada Katrin.
Dan ingin pulang sembari memanjakan tubuh letihnya.
Namun, jelas saja Marc tak akan sebodoh itu untuk meninggalkan aksi kejinya, dirinya tetap ingin membabi buta seseorang yang sudah membuat Katrin merasa kesakitan selama bertahun-tahun lamanya.
Tidak hanya satu pria saja, melainkan ada tiga pria yang tampak dominan sedangkan seorang guru laki-laki yang selalu mengacuhkan hal itu.