"Amora! Amora anak ku! Dengarkan ibu sayang, kau harus menolong ibu!" cerca Emma sembari menekuk lututnya di lantai, hendak menyentuh kaki Amora namun gadis itu sudah lebih dulu menyingkir.
Erick yang melihat itu segera membantu Emma untuk bangkit, merasa sakit melihat sang istri harus mengemis pada anaknya sendiri.
"Jadi, apa magsud kedatangan kalian ke tempat ini? Dan—
"Apa Amora benar-benar anak mu, Ny. Emma? Bukankah dia pelayan di rumah mu dulu? Kau sendiri yang mengatakan itu," sambung Leo.
Amora memejamkan matanya, menahan sakit yang sedari tadi dirinya pendam.
"Ayah— i-- ibu. Jika kalian datang hanya untuk meminjam uang, aku tak bisa."
Ada rasa sakit yang Amora miliki saat ini, mau bagaimana pun juga Ayah dan Ibunya sangat membutuhkan bantuannya, tak heran jika mereka mengemis seperti ini pada Amora.